Bismillah. Tiga tahun telah berlalu mentari masih nampak di ufuk timur kemilau cahayanya tidak malap malah makin terang benderang laksana kilauan permata disimbah cahaya tidak pudar oleh dingin perasaan tidak luntur oleh ujian mendatang. Kita telah banyak berselisih tidak kurang

Entah bagaimana hendak ku lukis rasa bahagia yang sukar digambar rasa cinta yang menjadi magis menumbuhkan bunga-bunga mekar dalam kebun hati yang luas hanya dengan sebuah senyum Senyummu menghilang duka mengusir kecewa yang hadir menghembus angin syahdu mengisi syukur di sudut nurani

Dengan sebilah pisau di tangan kukupas lapisan kulit di tubuhmu dengan tidak kusedari kukupas lapisan kulitku sendiri hingga tipis kulit bawang di atas lantai tak berkedip melihatku merenungi ketipisan diriku.   T. Alias Taib Seberkas Kunci

Lelaki haruslah menghayati setiap bait-bait puisi yang menceritakan keindahan alam keindahan alam itu semuanya terkandung di wajah seorang perempuan. Setiap timbulan garis senyum itulah langit setiap kelipan matanya itulah kerdipan bintang setiap kilas pandangnya itulah panah-panah kilat berkumpul seragam menjadi sebuah

Bismillah Disimbah nur mentari pagi Disapa lembut bayu mewangi Bergema merdu simfoni alam Dalam sukma rindu yang dalam Pada jiwa dekat dengan Tuhan Aku menapak perlahan Membilang langkah yang makin lelah, makin jauh Menuju negeri abadi, Meninggalkan negeri mimpi Aku